Cover Blog

Cover Blog

Friday, 16 May 2014

#TalkAbout: Pengertian Reportase Stand Up dan Tips Melakukan Stand Up

Stand Up artinya reportase langsung melaporkan suatu kejadian, peristiwa atau kondisi objek berita langsung dari tempat kejadian. Bagi seorang reporter untuk stand up di hadapan kamera bukan sesuatu yang mudah. Biasanya demam kamera dan perasaan grogi akan menyelimuti para reporter yang baru terjun di lapangan apalagi Anda adalah pemula. Untuk itu, reporter harus mampu menguasai perasaan, suara, dan hal psikis lainnya berkaitan dengan peristiwa atau kondisi saat Anda laporkan. Dengan kata lain, mental dan maindset seorang reporter pada saat stand up harus prima, terutama diperlukan daya improvisasinya.
Disarankan pada saat stand up seorang reporter melengkapi diri dengan catatan kecil yang menjadi pointer kejadian atau kondisi yang harus dilaporkan. Tapi detail dan narasinya harus dia improvisasi sendiri. Dan, yang tak kalah penting adalah eye contact (kontak mata) antara reporter dengan penonton harus tetap dijaga, karena ribuan bahkan jutaan penonton sedang menonton Anda di rumah.


Ada dua jenis stand up. Pertama, stand up yang dilakukan secara live (langsung dari tempat kejadian). Untuk keperluan ini pihak stasiun tv harus menggunakan SNG (Satelit News Gathering) dengan menurunkan peralatan canggihnya seperti OB Van yang dihubungkan dengan anchor di studio. Kedua, stand up rekaman yang dibuat untuk keperluan paket berita.
Seorang reporter harus betul-betul prima dalam melaporkan langsung dari tempat kejadian. Jangan sampai ada kesalahan karena langsung disiarkan kepada pemirsa. Kesalahan sedikit saja akan membuat reportase yang mengecewakan penonton. Sementara yang kedua, jika ada kesalahan bisa diulang sampai menghasilkan stand up yang baik.

Berikut beberapa tips sebelum melakukan stand up reportase:
1.         Cek peralatan syuting (kamera, mic, kabel, lampu) sebelum melakukan stand up.
2.     Jika peralatan sudah siap, siapkan fisik dan mental Anda, termasuk make-up, costum, dan wadrope yang Anda kenakan. Jangan sampai terlihat norak atau tidak enak dipandang.
3.    Pilihlah lokasi yang memungkinkan juru kamera leluasa mengambil gambar, termasuk masalah pencahayaan (minmal key light) dan gerakan kamera.
4.    Aturlah komposisi yang pas dengan cara tetap memperlihatkan latar belakang lokasi kejadian. Untuk mendapatkan komposisi yang baik, maka gnakan frame KS (Knee Shot) agar backgroud tetap terlihat pemirsa. Atau bisa juga dengan LS (Long Shot)
5.   Reporter tidak harus ditempatkan ditengah, tapi sesuaikan dengan backgroud lokasi kejadian. Jika dipaksakan centered bisa terkesan kaku atau backgroud tak mendukung.
6.       Buatlah catatan kecil sebagi pointer pada secarik kertas, yang memuat hal-hal atau point-point penting dari kejadian yang akan disampaikan. Ini dapat diatasi dengan menggunakan alat komunikasi canggih zaman sekarang yakni HP, Tab dan lainnya.
7.          Jika kamera sudah on (dalam kondisi stand by) maka mata harus selalu melihat lensa kamera. Lensa merupakan wakil dari mata penonton. Kalau sampai melenceng maka stand up gagal karena memutuskan kontak mata dengan penonton.
8.  Konsentrasi merupakan hal penting. Jika pikiran sudah beralih memikirkan lainnya, bisa dipastikan stand up Anda gagal. Jadi, tetaplah berkonsentrasi untuk kesempurnaan reportase Anda.
9.        Anda tidak boleh terpaku seperti patung. Gunakan gesture tubuh. Atau bila perlu Anda bisa berjalan-jalan untuk mendesripsikan suatu kejadian atau lokasi suatu peristiwa.
10.   Aturlah suara sebaik mungkin. Jangan gagap, usahakan tetap lancar dan jelas pengucapannya. Jika kondisi lingkungan bising, maka usahakan suara diperkeras. Untuk itu biasanya juru kamera menggunakan headphone untuk mengecek kejelasan dan keras-lembutnya suara.
11.   Tutuplah laporan Anda sesuai dengan jenis berita yang dilaporkan. Jika melaporkan hal-hal sedih, maka tutuplah dengan suara dan mimik muka ikut prihatin. Sebaliknya, jika melaporkan hal-hal yang menggembirakan, sunggingkan senyum ketika menutup laporan.
  

No comments:

Post a Comment