Cover Blog

Cover Blog

Monday, 12 May 2014

#TalkAbout: Teknik Wawancara Sebagai Presenter

Secara umum sifat sebuah program berita adalah aktual dan tidak ada siaran ulang. Dan untuk siaran berikutnya, harus siap menampilkan berita lebih baru lagi. Untuk mendukung kerja presenter saat melakukan dialog, atau saat menghadirkan narasumber dalam sebuah program berita, diperlukan persiapan serta teknik wawancara yang baik, untuk menghasilkan informasi serta data yang maksimal dari narasumber.



Seorang presenter profesional dituntut untuk selalu siap dan tanggap dalam menjalankan tugasnya. Tidak ada pemakluman atau alasan, “Belum memahami materi, serta tema berita.” Seseorang presenter harus selalu siap dengan dunia jurnalisme dan penyiaran.
Sangat tidak lazim, bila narasumber mengajari kita saat melakukan wawancara, karena tidak menguasai materi perbincangan dengan baik. Meski sebelum melakukan wawancara seorang presenter diberi arahan serta masukan akan jenis pertanyaan apa saja yang harus disampaikan kepada narasumber, presenter harus bisa mengembangkan materi yang sudah disiapkan oleh bagian redaksi. Sehingga mampu membawakan acara perbincangan dengan baik, menarik, tajam, dan mendapatkan informasi yang seluas-luasnya, sesuai dengan keinginan publik.
Tujuan wawancara, yaitu menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah, peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Dalam dunia jurnalistik, dikenal beberapa jenis wawancara:
1.   Wawancara Berita
Jenis wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konformasi atau pandangan tentang suatu masalah atau sebuah peristiwa.

2.   Wawancara Pribadi
Yaitu jenis wawancara untuk memperoleh data pribadi dan pemikiran dari narasumber. Berita yang dihasilkan berupa profil dari narasumber, meliputi identitas diri, perjalanan hidup dan pandangan-pandangan mengenai berbagai masalah. Isi wawancaranya berkaitan dengan masalah aktual atau masalah yang terkait dengan profesi atau hobi yang dimilikinya.


Wawancara akan berjalan dengan baik bila Anda memilik kejelian saat mengajukan pertanyaan. Juga kepekaan dalam menyikam serta menganalisa secara cepat jawaban dari narasumber yang Anda wawancarai.
Berikut ini, beberapa teknik serta persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan wawancara:

I.             Persiapan Wawancara
Kualitas suatu wawancara, dipengaruhi oleh kecerdikan Anda saat mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan wawancara ada dua tahap yang harus dilakukan.
1.   Menyiapkan Pertanyaan
Sebelum melakukan wawancara, siapkan pertanyaan dalam kertas kecil danbuat catatan singkat untuk mempermudah saat mengajukan pertanyaan.

2.   Persiapan Data yang Cukup
Lakukan persiapan sebelum melakukan wawancara. Jangan melakukan wawancara dengan kepala kosong tanpa persiapan tentang tema, topik serta referensi narasumber yang akan Anda wawancarai. Carilah referensi data tentang narasumber dan tema wawancara dari majalah, buku, koran dan internet.

Setelah memiliki persiapan, teknik wawancara yang baik diperlukan untuk menghasilkan informasi yang ingin diketahui oleh publik. Untuk itu seorang presenter harus memiliki kemampuan intelektual serta teknik berkomunikasi yang baik. Saat mempersiapkan sebuah wawancara, posisikan pikiran Anda mewakili pikiran masyarakat pada umumnya. Dan pikiran informasi apa saja yang diinginkan masyarakat. Anda jangan berpikir hanya untuk memenuhi rasa ketertarikan Anda sendiri, bila kebetulan temanya Anda sukai.  

II.           Cara Efektif Melakukan Wawancara
1.   Jelas dan Ringkas
Gunakan kalimat yang sederhana, pendek dan kalimat langsung saat melakukan wawancara. Makin sedikit kata-kata yang Anda gunakan, makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan pemaknaan yang dipaham oleh narasumber dan publik. Pertanyaan yang ringkas, bisa dengan menggunakan kata-kata yang sederhana. Seperti, “Mengapa bisa terjadi, bagaimana menurut Anda, bisa dijelaskan pendapat Anda, solusi terbaik untuk masalah ini”.

2.   Mengajukan Pertanyaan Berurutan
Dalam mengajukan pertanyaan, harus berurutan. Sehingga narasumber dapat memahami dengan mudah maksud dan tujuan dari pertanyaan. Kalau ada pertanyaan yang belum disampaikan namun secara tidak langsung sudah dijawab, tidak perlu mengulang lagi pertanyaan tersebut, karena akan mendapat jawaban yang sama dan akan menghabiskan waktu.

3.   Pertanyaan yang Berkualitas
Ajukan pertanyaan dari awal sampai akhir acara dengan pertanyaan yang bisa memberikan jawaban panjang dan bisa memunculkan opini. Jangan mengajukan pertanyaan yang membuat narasumber memberikan jawaban singkat atau hanya satu kata.

4.   Wawancara Secara Alamiah
Lakukan wawancara secara alamiah, jangan dibuat-buat, yang bisa menimbulkan kesan kaku, dan bisa menyebabkan Anda tidak memperoleh data serta informasi yang diinginkan.

5.   Mendengar dan Menganalisa Jawaban dengan Cepat
Saat melakukan wawancara, Anda tidak hanya aktif berbicara, juga aktif mendengarkan. Selain mendengar jawaban dari narasumber, Anda juga menganalisa jawaban tersebut dengan cepat. Sehingga bisa menjadi materi pertanyaan selanjutnya, untuk mendapatkan informasi serta data yang Anda inginkan.

6.   Mengarahkan Tema Pembicaraan
Ketika melakukan wawancara, Anda dituntut bisa mengarahkan tema pembicaraan dengan baik. Tak jarang saat wawancara, narasumber menjawab pertanyaan terlalu melebar, atau keluar dari tema pembicaraan. Untuk itu, Anda harus segera mengarahkan jalannya perbincangaan, sehingga tidak keluar dari tema acara dan tetap menarik. Bila narasumber telah keluar dari tema, potonglah pembicaraan dengan sopan. Saat akan memotong pembicaraan, sebaiknya Anda menyampaikan kata maaf terlebih dahulu. Kemudian, mengingatkan kepada narasumber akan tema serta topik yang dibahas pada kesempatan tersebut. Setelah kembali ke topik perbinacangan, Anda bisa melanjutkan ke materi berikutnya.

7.   Waktu yang Tepat Menyela Pembicaraan
Ada saatnya seorang presenter menunggu waktu yang tepat untuk menyela pembicaraan. Menyela pembicaraan yang tepat, dilakukan dengan memikirkan apa yang akan Anda katakan sebelum mengucapkannya. Karena memotong kalimat yang tidak tepat akan membingungkan narasumber. Sebaiknya dalam menyela pembicaraan, gunakan kalimat yang penting saja, supaya mudah dimengerti dan dipahami oleh narasumber.

8.   Mengakhiri dan Menyimpulan Hasil Wawancara
Bila waktu sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan perbincangan, sampaikan kepada narasumber dengam memotong kalimat untuk menyingkat waktu dan ucapan secara lembut namun jelas. Dengan megucapkan kata maaf terlebih dahulu, saat akan memotong pembicaraan. Serta sampaikan bahwa waktunya sudah hampir habis dan katakan, “Mengingat keterbatasan waktu yang kita miliki, bisa kita lanjutkan di lain waktu dan kesempatan. Semoga dari pembicaraan ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat”.
Wawancara ini diakhiri dengan memberikan kesan, bahwa Anda sebenarnya masih ingin meneruskan perbincangan tersebut. Namun karena waktu telah terbatas, maka wawancara harus segera diakhiri. Dengan demikian, narasumber tetap merasa dihargai. Dan akhiri suatu wawancara dengan memberikan kesimpulan yang singkat dan jelas kepada publik, dari hasil wawancara atau dialog yang telah Anda lakukan.


Triono, Hendri. Langkah Awal Menjadi Presenter: Memulai Karier Sebagai Presenter Radio & Televisi. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala. 2007.

No comments:

Post a Comment